Masalah CVT Motor Matic Suzuki

Masalah CVT Motor Matic Suzuki

Masalah CVT Motor Matic Suzuki
hp itu imaginer

Benar HP itu adalah imaginer alias angka yg tidak nyata tetapi bisa di jadikan patokan.

rumus hp adalah torsi * rpm / 5252

dari rumus diatas kita tahu kalau angka hp hanya bisa didapat jika kita tahu angka torsi dan tahu angka rpm

kalau gak tau torsi ya gak mungkin didapat HP demikian juga kalau kita tidak tahu rpm maka kita tidak tahu HP

hubungannya dengan motor matic gimana?

sebelum kita bicara hubungan hp, torsi dengan mesin matic lebih baik kita tau dulu bagaimana cara mesin dyno membaca hp kita.

di mesin dyno selalu ada roller drum, roller drum tersebut memiliki berat tertentu, biasanya untuk motor kecil antara 225 kg s/d 375 kg

kemampuan roda belakang motor memutar drum tersebut menjadi acuan seberapa kuat mesin motor tersebut.

Jika dalam satu satuan waktu katakanlah 1 detik, motor lambat memutar drum nya maka torsinya kecil sedangkan kalau cepat maka torsinya besar.

untuk tau hp nya maka diperlukanlah variable RPM ,mesin dyno akan menghitung pada detik ke 1 berapa cepat motor memutar drum dan juga berapa rpm mesin pada detik tersebut. dari dua sensor tersebut yaitu sensor kecepatan drum dan sensor rpm didapatlah variable2 yg diperlukan untuk menghitung hp.

yaitu torsi x rpm /5252

setelah itu dimasukkanlah faktor koreksi yaitu angka yg mensimulasi hambatan2 seperti gesekan roda dengan aspal; hambatan angin ; gesekan mesin seiring meningkatnya kecepatan rpm mesin dll.

dan setelah itu didapatlah angka hp nya.

jadi yg perlu kita garis bawahi di sini adalah angka torsi.

semakin cepat motor kita memutar drum maka semakin besar angka torsi dan semakin besar angka torsi maka semakin besar hp kita; upssss sabar....... jangan lupa sama rpm karena percuma torsinya besar kalau rpm nya kecil maka hpnya kecil.

di mesin matic hal ini menjadi semakin menarik karena ada cvt.

CVT mengkorversi tenaga mesin di kruk as menjadi tenaga gerak di roda belakang dengan cara berbeda dengan gigi ratio.

ratio cvt selalu berubah, dan berubahnya ratio cvt secara otomatis ini seharusnya jauh lebih baik dari ratio manual.

Di mesin dengan transmisi manual kita harus memindahkan gigi jika ingin motor selalu mendapatkan tenaga puncak mesin. misal tenaga puncak mesin ada di rpm 8000 maka untuk selalu mendapatkan porsi terbaik dari mesin, kita harus sering bermain gas di kisaran 8000 rpm. karena gigi ratio manual cuma ada 5 maka akibatnya kita harus sering2 pindah gigi dan menggantung gas di rpm 8000 agar tetap pada peak power.

di cvt hal di atas tidak perlu terjadi, selama settingnya benar maka belt cvt akan secara otomatis membuat mesin anda selalu berada di peak rpm.

Saya tidak akan membahas bagaimana cvt beroperasi karena saya asumsikan teman2 sudah tau bagaimana cvt berjalan. Dan saya juga tidak akan membahas cara menyeting cvt. Saya akan menunjukan betapa pentingnya setting cvt di mesin matic.

Di mesin matic cvt benar2 menjadi bagian yg terintegrasi dari mesin , hal ini disebabkan oleh kemampuan cvt mengkorversi powerband mesin lebih baik daripada mesin bertransmisi manual.

contoh jika powerband mesin kita adanya di 7000-9000 rpm di mesin manual kalau kita tidak pintar main oper gigi maka mustahil motor bisa enak dikendarai, berbeda dengan motor matic walaupun mesin anda powerbandnya di 7000-9000 anda tidak akan merasakan kewalahan untuk menaiki motor anda karena cvt akan bekerja mengkoreksi powerband tersebut

kembali ke dyno drum; jika powerband motor kita adanya di 7000-9000 lalu kita kerasin per cvt kita dan juga kita kecilin final ratio sebelum as roda belakang; apa yg terjadi????

Drum akan mengalami percepatan yg kuat karna setting diatas akan mengkorversi tenaga mesin lebih ke arah torsi, tapi down efectnya rpm anda pasti rendah, setting cvt seperti ini akan membuat hasil dyno dengan hasil torsi besar tapi hp kecil.

dan hasil road test nya pasti joki akan tetap merasakan motor fine2 aja malah cenderung alus karena mesin tidak menggerung dan bahkan bisa mencapai top speed lebih tinggi.

down side nya mesin sebenarnya dipaksa untuk mengkoreksi powerband secara berlebihan dan sudah pasti tenaga dari mesin akan jauh dari semestinya. dinaikinnya enak tapi jika performance yg anda cari maka setting seperti ini sebenarnya membuang2 kemampuan mesin yg ada

setting yg benar adalah mendekatkan range kerja cvt pada range kerja powerband motor. Jika range powerband mesin ada di 7000-9000 maka usahakan setting cvt membawa mesin selalu bekerja pada powerband tersebut. Jika setting tersebut didapat maka tidak terjadi koreksi berlebih pada powerband yg berakibat pada torsi besar, rpm optimal dan sudah pasti hp besar.

mesin matic tidak berkali2 mencapai peak rpm seperti mesin bebek, mesin matic hanya sekali mengalami peak rpm dan hebatnya mesin matic peak rpmnya bisa kita buat lama mulai dari 30kmh sampai ke 120 kmh tetap ada di powerband mesin yg tepat. dan ini hanya bisa didapat jika setting cvtnya benar.

karena alasan tersebut saya senang melihat grafik hasil dyno bro babsie dan dengan alasan yg sama jangan contek setting cvt bro babsie karena mesin anda berbeda dengan mesin bro babsie, beda mesin beda setting cvtnya walaupun speknya hampir sama belum tentu setting cvtnya sama.

Kekerasan per cvt walaupun di spek tertulis sama belum tentu kerasnya sama, lalu berat roller belum tentu bener seperti spek lalu jalur groove tempat roller berada juga gak selalu seragam.

sama juga di mesin, setting cdi, setting karbu jelas berpengaruh terhadap powerband ; kalau powerbandnya beda jelas setting cvtnya harus beda

dan terakhir yg paling penting jokinya maunya gimana.

Thank's To Motorkukenceng

Disqus Comments